Komplikasi yang Bisa Terjadi karena Skoliosis

dr. Romel Ciptoadi

Synergy CST, Bandung – Skoliosis bukan sekadar kelainan bentuk tulang belakang. Kondisi ini sering kali berkembang tanpa gejala yang mencolok pada awalnya, namun seiring waktu dapat menyebabkan berbagai gangguan yang memengaruhi kualitas hidup. Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh mengenai risiko skoliosis yang mungkin terjadi apabila tidak tertangani dengan baik, serta mengapa penggunaan brace menjadi salah satu langkah terapi yang penting dan direkomendasikan.

Sekilas Tentang Skoliosis

Skoliosis adalah kelengkungan abnormal pada tulang belakang ke arah samping, yang biasanya berbentuk huruf “S” atau “C”. Kelengkungan ini bisa ringan hingga berat, dan dapat muncul sejak masa kanak-kanak atau remaja. Dalam banyak kasus, penyebab skoliosis tidak diketahui secara pasti (idiopatik), meskipun ada juga yang disebabkan oleh faktor bawaan, neuromuskular, atau degeneratif.

Yang perlu dipahami adalah bahwa skoliosis bukan hanya tentang postur tubuh yang asimetris. Jika tidak dikontrol, kondisi ini dapat berkembang dan memicu komplikasi akibat skoliosis yang berdampak luas pada fisik, psikologis, hingga organ dalam.

Mengapa Skoliosis Perlu Diperhatikan?

Banyak orang menganggap skoliosis sebagai kondisi ringan yang tidak perlu ditangani serius. Namun, semakin besar sudut kelengkungan tulang belakang, semakin besar pula dampak skoliosis terhadap tubuh secara keseluruhan. Terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan, skoliosis berpotensi berkembang lebih cepat.

Dengan memahami risiko yang mungkin muncul, kita dapat mengambil langkah terapi yang lebih dini dan tepat, salah satunya melalui penggunaan brace yang disesuaikan dengan bentuk tubuh pasien.

Komplikasi Fisik yang Bisa Terjadi Akibat Skoliosis

1. Nyeri Punggung yang Berkelanjutan

Salah satu risiko skoliosis yang paling umum terjadi adalah nyeri punggung kronis. Ketika tulang belakang melengkung tidak normal, beban tubuh tidak tersebar merata. Hal ini menyebabkan otot dan ligamen bekerja lebih keras untuk menopang tubuh, yang pada akhirnya memicu kelelahan dan nyeri otot.

Kondisi ini sering dialami oleh pasien usia remaja hingga dewasa. Tanpa penanganan yang tepat, nyeri ini dapat membatasi aktivitas harian dan mengganggu produktivitas.

2. Gangguan Pernapasan

Skoliosis pada area torakal (punggung atas) dapat menyebabkan penekanan pada paru-paru. Akibatnya, kapasitas paru-paru berkurang, dan pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas fisik. Dalam beberapa kasus, jika kelengkungan cukup parah, fungsi paru-paru dapat terganggu secara signifikan.

Inilah salah satu komplikasi akibat skoliosis yang perlu diantisipasi, terutama pada pasien yang menunjukkan progresivitas kelengkungan dengan cepat.

3. Tekanan pada Jantung

Meskipun jarang, skoliosis juga dapat memberikan tekanan pada organ jantung, terutama jika kelengkungan terjadi di area dada. Hal ini dapat memengaruhi sirkulasi darah dan efisiensi kerja jantung. Oleh karena itu, pemantauan rutin sangat penting bagi penderita skoliosis torakal.

4. Masalah pada Sistem Pencernaan

Beberapa pasien skoliosis mengalami gangguan pada sistem pencernaan akibat tekanan tidak langsung dari tulang belakang yang melengkung. Gangguan seperti perut kembung, rasa penuh, hingga sembelit kronis dapat terjadi ketika posisi organ dalam tidak ideal.

Dampak Psikologis yang Tidak Bisa Diabaikan

Selain komplikasi fisik, dampak skoliosis juga dapat muncul dalam bentuk gangguan psikologis. Banyak pasien, khususnya remaja, merasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh yang terlihat. Ketidakseimbangan bahu, tulang belikat menonjol, atau posisi pinggul yang tidak sejajar bisa memengaruhi kepercayaan diri.

Beberapa reaksi emosional yang umum terjadi antara lain:

  • Rasa minder
  • Kecemasan sosial
  • Menghindari aktivitas kelompok atau olahraga
  • Ketakutan tampil di depan umum

Brace yang dirancang khusus bisa membantu mengurangi efek visual skoliosis sekaligus memberikan rasa aman dan kontrol kepada pasien terhadap kondisi tubuh mereka.

Bagaimana Skoliosis Mempengaruhi Kualitas Hidup

Semua komplikasi dan risiko di atas pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup. Pasien merasa terbatas secara fisik, terbebani secara emosional, dan tidak leluasa menjalani aktivitas harian. Inilah alasan mengapa penting untuk tidak mengabaikan risiko skoliosis, sekecil apa pun gejalanya.

Brace merupakan salah satu solusi non-invasif yang tidak hanya dirancang untuk memperlambat perkembangan skoliosis, tetapi juga membantu menjaga kestabilan postur tubuh. Terutama pada masa pertumbuhan, brace terbukti efektif dalam mencegah progresi kelengkungan.

Brace Skoliosis 3D: Terapi yang Disesuaikan dengan Tubuh Anda

Brace skoliosis modern kini telah berkembang jauh dibandingkan beberapa dekade lalu. Di Synergy CST, brace dibuat dengan teknologi pemindaian 3D dan pencetakan 3D, sehingga bentuk dan tekanan brace benar-benar disesuaikan dengan kondisi unik tubuh pasien.

Brace ini memberikan tekanan pada area tertentu untuk membantu menstabilkan pertumbuhan tulang belakang dan memperlambat progres skoliosis. Penggunaan brace yang konsisten dan dipantau oleh terapis berpengalaman sangat efektif untuk mengontrol kelengkungan sejak dini.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang brace skoliosis 3D yang disesuaikan secara personal, Anda dapat mengunjungi halaman ini: https://terapiskoliosis.com/harga-brace-skoliosis/

Jangan Tunda Evaluasi Skoliosis

Semakin dini skoliosis terdeteksi, semakin besar peluangnya untuk dikendalikan. Apabila Anda atau anak Anda menunjukkan tanda-tanda skoliosis, seperti postur tubuh tidak simetris atau bahu miring, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan profesional.

Penanganan sejak dini akan membantu mencegah komplikasi yang lebih serius. Terapi dengan brace 3D dari Synergy CST memberikan solusi yang nyaman dan efektif untuk menstabilkan tulang belakang dan menjaga kualitas hidup pasien.

Penutup

Risiko skoliosis bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, tetapi perlu disadari dan ditangani dengan pendekatan yang tepat. Komplikasi seperti nyeri punggung, gangguan pernapasan, tekanan pada organ dalam, hingga gangguan emosional bisa muncul jika skoliosis berkembang tanpa pengawasan.

Dengan brace yang dirancang sesuai kebutuhan tubuh, pasien memiliki peluang besar untuk menjaga kestabilan tulang belakang dan mencegah progresivitas skoliosis. Jangan tunda penanganan. Segera kunjungi https://terapiskoliosis.com/harga-brace-skoliosis/ untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi mengenai terapi brace skoliosis 3D dari Synergy CST.

Share this post:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konsultasi Gratis
Konsultasi gratis sekarang