Skoliosis adalah kondisi dimana bila tulang belakang dilihat dari depan / belakang akan terlihat lengkungan yang menyamping. Lengkungan ini bisa menyerupai huruf S atau C dan bisa disertai bahu atau pinggul yang tidak rata antara sisi kiri dan kanan, atau kaki yang kelihatan panjang sebelah. Seseorang dikatakan memiliki skoliosis ketika sudut lengkungannya mencapai lebih dari 10 derajat, yang diukur dengan pemeriksaan Foto X-ray atau Rontgen, dan terlihat putaran tubuh yang jelas.
Skoliosis yang paling banyak dijumpai adalah Idiopathic Skoliosis. Jenis skoliosis ini tidak memiliki gejala khusus, namun biasanya akan tampak jelas saat anak menginjak masa pubertas yakni 10 -15 tahun. Karena kondisi ini seringkali luput dari perhatian orang tua, saat ditemukan kelengkungannya sudah bertambah dan kompensasi tubuh juga tampak lebih jelas.
Cara mendeteksi skoliosis yang mudah dilakukan adalah metoda Adam’s Test, dimana seseorang diminta untuk membungkukkan badan ke depan. Posisi ini akan mendorong kelengkungan dan putaran tulang belakang menjadi lebih jelas. Bila orang tersebut memiliki skoliosis yang sudah struktural (lebih kaku), akan terlihat satu sisi punggung yang lebih tinggi, juga bisa terlihat posisi bahu atau pinggul yang tidak simetris. Dunia internasional dan SYNERGY CST selalu menggunakan metoda Adam’s Test ini sebagai langkah pemeriksaan awal dalam mendeteksi skoliosis.
Skoliosis yang ditangani di usia dini (sebelum usia pubertas), dengan menggunakan metoda yang tepat akan dapat mencegah kelengkungan bertambah dan sebagai bonus dalam banyak kasus dapat mengurangi derajat kelengkungan, sehingga anak dapat tumbuh normal sampai dewasa. Kelengkungan yang bertambah progresif harus dicegah karena berpotensi mengurangi kapasitas vital paru saat bernapas, mengganggu fungsi jantung dan membatasi kualitas hidup di kemudian hari.